Lama menjadi perbincangan di kalangan pelaku industri dan pengamat teknologi, isu mengenai berita merger dua raksasa transportasi online Grab dan GoTo yang semakin menguat baru-baru ini. Kali ini, bukan sekadar rumor belaka, melainkan laporan dari kantor berita terkemuka, Reuters, yang menyebutkan bahwa Grab, sang penguasa ride-hailing asal Singapura, dikabarkan tengah bersiap untuk mengakuisisi hampir seluruh operasional GoTo di Indonesia.
Menurut laporan Reuters yang mengutip sumber anonim, Grab disebut-sebut sedang dalam tahap akhir untuk mengakuisisi GoTo dengan nilai transaksi akuisisi yang fantastis, ditaksir mencapai sekitar 7 miliar dolar AS atau setara dengan lebih dari 115 triliun Rupiah! Rencananya, Grab akan mengambil alih seluruh bisnis GoTo di Indonesia, kecuali unit bisnis finansialnya, GoTo Financial. Bahkan, bisnis internasional GoTo juga dikabarkan akan ikut berpindah tangan ke Grab.
Untuk memantabkan rencana akuisisi besar ini, Grab dilaporkan sedang berupaya mendapatkan pinjaman hingga 2 miliar dolar AS dari bank. Opsi lain seperti penerbitan obligasi atau saham juga disebut-sebut akan dipertimbangkan setelah mendapatkan dana awal.
Bagaimana Respon/ Apa kata Pihak GoTo?
Pihak GoTo sendiri, melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), tidak secara langsung membenarkan kabar ini. Mereka menyatakan bahwa perusahaan memang sering menerima berbagai penawaran kerja sama. Namun, GoTo menegaskan bahwa belum ada keputusan final atau kesepakatan yang sah dengan pihak manapun terkait potensi akuisisi ini.
Meski begitu, pernyataan GoTo juga mengisyaratkan bahwa mereka tidak menutup diri terhadap berbagai opsi strategis demi meningkatkan nilai perusahaan dan kepentingan seluruh pemangku kepentingan. Sikap yang lebih terbuka ini berbeda dengan penolakan-penolakan sebelumnya terhadap isu merger atau akuisisi.
Mengapa Ini Penting?
Potensi akuisisi ini bukan sekadar berita bisnis biasa. Dampaknya bisa dirasakan oleh ratusan jutaan pengguna layanan transportasi dan pengiriman transportasi daring/ online di Indonesia:
- Dominasi Pasar: Jika Grab dan GoTo bersatu, mereka akan menguasai lebih dari 90% pangsa pasar. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai potensi persaingan di masa depan dan dampaknya terhadap harga serta kualitas layanan.
- Nasib Pesaing Lain: Para pemain yang lebih kecil di industri ini tentu akan menghadapi tantangan yang lebih berat untuk bersaing dengan dua raksasa hasil “akuisisi” ini jika nanti benar terjadi.
- Pengawasan Regulator: Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dipastikan akan meneliti secara mendalam potensi merger ini. Mereka akan mengevaluasi apakah penggabungan ini berpotensi memonopoli pasar dan merugikan konsumen. Jika terbukti demikian, bukan tidak mungkin KPPU akan menghalangi terjadinya akuisisi ini.
- Harga Saham GoTo: Sejak kabar ini beredar, harga saham GoTo menunjukkan tren positif. Para investor tampaknya melihat potensi keuntungan dari transaksi besar ini.
Apa yang akan terjadi pada aplikasi Gojek dan Grab jika ini terjadi?
- Belum jelas bagaimana integrasi layanan akan dilakukan. Ada kemungkinan kedua aplikasi akan tetap beroperasi secara terpisah atau akan ada penggabungan layanan menjadi satu super apps di masa depan.
Apakah karyawan GoTo akan kehilangan pekerjaan?
- Dampak terhadap karyawan GoTo belum dapat dipastikan. Biasanya, akuisisi dapat menyebabkan restrukturisasi dan potensi pengurangan karyawan, namun detailnya akan bergantung pada rencana integrasi kedua perusahaan.
Mengapa Grab ingin mengakuisisi GoTo?
- Akuisisi ini dapat memperkuat posisi Grab di pasar Indonesia yang sangat besar, mengurangi persaingan, dan menciptakan sinergi operasional. Ini juga sejalan dengan ambisi Grab untuk menjadi super app yang dominan di Asia Tenggara.
Apa Selanjutnya?
Meskipun laporan dari Reuters ini cukup kuat, kita masih perlu menunggu konfirmasi resmi dari Grab dan GoTo. Proses merger sebesar ini tentu akan melibatkan banyak tahapan, termasuk negosiasi detail, pengurusan pendanaan, dan yang paling krusial adalah persetujuan dari regulator persaingan usaha di Indonesia.
Satu hal yang pasti, kabar potensi akuisisi ini telah mengguncang jagat teknologi Indonesia dan memunculkan banyak pertanyaan tentang masa depan persaingan di sektor transportasi dan pengiriman daring. Kita akan terus memantau perkembangan berita menarik ini!